Kamis, 28 November 2013

Membangkitkan Potensi Besar Koperasi


 22 November 2013, 09:06

Di kepala banyak orang, koperasi identik hanya sebagai unit ekonomi kelas dua. Sebuah jenis usaha yang tenggelam di antara usaha lainnya. Koperasi hanya dipahami sebagai ajang simpan pinjam dan tidak bisa menjanjikan keuntungan yang besar. Padahal potensinya bisa sangat menjanjikan jika masyarakat jeli memanfaatkan.
Cerita kesuksesan koperasi justru datang dari berbagai Negara di dunia. Ini karena memang koperasi lahir dari Eropa di abad 19. DI tanah kelahirannya, terdapat Coop Nordic, koperasi konsumen hasil merger 3 koperasi konsumen di 3 negara Skandinavia. Padahal, ketiga koperasi tersebut sudah mencapai skala ekonomi raksasa di negaranya masing-masing, yaitu Nerges Kooperative Landsforening (NKL) di Norwegia, Kooperativa Förbundet (KF) di Swedia dan Fællesforeningen for Danmarks Brugsforeninger (FDB) di Denmark. Secara keseluruhan, Coop Nordic menghimpun sekitar 7 juta anggota perorangan. Coop Nordic mempekerjakan 28.290 karyawan yang tersebar di tiga Negara dan mengoperasikan 3.000 outlet. Dari seluruh outlet yang dioperasikan, koperasi mencetak volume usaha sekitar SEK 90 miliar per tahun (SEK 1 sekitar Rp 1.521,4)
Di belahan dunia lain, berdiri Fonterra pada tahun 2001, perusahaan gabungan dari koperasi-koperasi susu terbesar di Selandia Baru. Kemudian, Fonterra ini menjadi salah satu perusahaan susu terbesar did unia yang berbentuk koperasi. Dengan pabrik pengolahan susu sebanyak 60 buah yang tersebar di berbagai Negara, sebagian besar di Selandia Baru dan Australia. Koperasi yang dimiliki oleh lebih dari 11.000 orang peternak sapi perah Selandia Baru serta memperkerjakan karyawan sebanyak 18.000 orang yang tersebar di berbagai Negara itu, mampu menjual produknya senilai AS $ 8.792 juta.
Cerita hebat dari berbagai Negara tersebut mengindikasikan potensi koperasi yang bisa diupayakan. Hebatnya, perkembangan dari koperasi-koperasi tersebut berlangsung di Negara dengan ekonomi kapitalis. Koperasi-koperasi tersebut tidak hanya mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar non-koperasi, tetapi juga menyumbang terhadap kemajuan ekonomi dari Negara-negara kapitalis tersebut. Seluruh kesuksesan ini berakar pada keseriusan dalam mengusahakan. Ini datang dari berbagai pihak baik pelaku maupun pihak otoritas.
Indonesia semestinya bisa memunculkan kehebatan serupa. Negara ini sesungguhnya telah memberikan koperasi tempat tersendiri dalam struktur perekonomian nasional dan mendapatkan perhatian dari pemerintah. Sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 33 UUD 1945, badan usaha yang paling sesuai dengan asas kekeluargaan adalah koperasi. Maka sudah sangat jelas bahwa koperasi menjadi ketetapan system perekonomian Negara.
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, Pemerintah Kota Surabaya melihat koperasi sangat potensial. Ini membuat Ihwal Koperasi ini diusahakan dengan serius. DInas Koperasi dan UMKM, sebagai tangan pemerintah kota mengupayakan program untuk semua kalangan. Dari masyarakat umum yang belum paham koperasi atau pun yang tertarik mendirikannya. Koperasi yang masih lamban, bahkan koperasi yang sudah berjalan baik masih mendapat sentuhan.
Sebuah pepatah jawa berujar sopo temen bakal tinemu, yang kurang lebih maknanya dipahami siapa yang serius akan mendapatkan yang diinginkan. Barangkali itulah yang dipahami oleh Pemerintah Kota Surabaya. Betapapun hebatnya potensi yang dimiliki oleh koperasi, jika tidak diusahakan dengan serius tidak akan mendatangkan keberhasilan sesuai yang diharapkan.
Sumber: Buku Profil Koperasi dan UMKM 2012



Menurut saya:  Koperasi yang identik dengan sistem ekonomi kerakyatan diyakini dapat menjadi alternatif untuk menyelesaikan persoalan-persoalan sosial ekonomi Indonesia oleh karena itu kita harus membangkitkan potensi besar koperasi yang ada di Indonesia. Akan tetapi, hingga saat ini gerakan koperasi di Indonesia masih lebih dominan sebagai gerakan moral dibandingkan sebagai gerakan ekonomi yang secara konkret mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar